KEBANGKITAN UMAT ISLAM PADA PERIODE MODERN
Pembaruan
dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun
kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan.
Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban.
Dalam
bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme
tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma
baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
Periode modern merupakan masa
kebangkitan Islam kembali yang diwarnai dengan kemerdekaan negara-negara Islam
serta munculnya para tokoh-tokoh pemikir pembaharuan Islam, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai hal tersebut.
A.
Pemikiran
Islam Modern
Berawal dari kegelisahan umat Islam
pada saat itu, yaitu banyaknya muncul penyelewengan-penyelewengan ajaran Islam,
baik di kalangan masyarakat biasa, maupun dalam tingkatan politik dan
pendidikan. Maka diperlukan adanya proses modernisasi maupun pembaharuan baik
di bidang politik, pendidikan dan akidah.
Selain itu, salah satu sebab perlunya
perkembangan modern dalam Islam adalah karena dalam agama terdapat
ajaran-ajaran absolute mutlak benar, kekal tidak berubah dan tidak bisa diubah.
Ajaran-ajaran itu diyakini sebagai dogma dan sebagai akibatnya timbulllah sikap
dogmatis agama. Sikap dogmatis membuat orang tertutup dan tak bisa menerima
pendapat yang bertentangan dengan dogma-dogma yang dianutnya. Dogmatisme membuat
orang bersikap tradisional, emosional dan tidak rasional.1
Pembaharuan dalam hal apapun, termasuk
dalam konteks keagamaan (pemahaman terhadap ajaran agama) akan terus dan selalu
terjadi sebab cara dan pola berpikir manusia serta kondisi social masyarakat
selalu berubah seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan di segala bidang yang
akhirnya membuahkan tekhnologi yang semakin canggih. Lain dari pada itu
kemunduran dan stagnasi berpikir umat sebagai buah dari fanatisme serta adanya
"pihak luar" yang ingin merekomendasi dan menguasai, mendorong
sebagian pemikir untuk mengadakan pembaharuan.
Upaya pembaharuan dalam Islam mempunyai
alur yang panjang khususnya sejak bersentuhan dengan dunia Barat, untuk
memahami makna dan hakekat pembaharuan. Dan yang masih menjadi pertanyaan besar
adalah mengapa umat Islam masih tertinggal dari dunia Barat (setelah dahulu
mengalami masa keemasan).
Penjajahan oleh bangsa Barat terhadap
bangsa-bangsa Islam semakin memperjelas ketinggalan dunia Islam akan segala
hal. Bangsa yang pertama kali merasakan ketertinggalan itu adalah Turki Usmani.
Disebabkan karena bangsa ini yang pertama dan yang utama menghadapi kekuatan
Barat.
|
1Perkembangan Modern
dalam Islam,pengantar
Harun Nasution …,hlm. 1
Pembaharuan yang dilakukan Turki Usmani
diutamakan dalam pranata social, politik, dan militer. Kerja keras para
penguasa dalam upaya memodernisasi kerajaan Turki Usmani membawa dampak yang
baik bagi gerakan modern di Negara-negara Islam lainnya seperti Mesir.
Pada dasarnya kelemahan dunia Islam itu
terletak pada bidang akidah yang sudah tercemari oleh berbagai khurafat
dan bid'ah, juga kelemahan dan ketertinggalan dalam bidang sains dan
tekhnologi. Kemudian kehadiran para tokoh modernis (pembaharu) itu pada umumnya
untuk membangkitkan kesadaran umat Islam.
B.
Tokoh-tokoh
Pembaharu Islam
Berikut tokoh dan pemikirannya yang
ikut andil dalam memperbaharui kebangkitan Islam:
1.
Pembaharuan
dalam Bidang Akidah
a.
Muhammad
ibn Abdul Wahhab
Pemikiran Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi
dunia Islam di masa modern sejak abad kesembilan belas. Walaupun ia sendiri
hidup di abad sebelumnya, tetapi pemikirannya mengilhami gerakan-gerakan
pembaharuan Islam pada abad setelahnya. Bahkan sisa-sisanya masih terasa hingga
kini.2
Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di
Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada tahun 1115 – 1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab
adalah seorang hakim di kota kelahirannya. Di masa pemerintahan Abdullah ibn
Muhammad ibn Muammar dan mengajar fiqh dan hadis di masjid kota tersebut.
Kakeknya Sulaiman, adalah seorang mufti di Nejd. Ia mulai belajar agama dari
Ayahnya sendiri dengan membaca dan menghafal al-Qur’an. Di samping belajar
kitab-kitab agama aliran Hanbali, ia berkelana mencari ilmu ke Mekkah, Madinah
dan Basra.
Sebutan Wahhabiyah adalah nama yang
diberikan kepada kaum muwahhidun (kelompok pemurnian tauhid) oleh
lawan-lawannya, karena pemimpinnya bernama Muhammad ibn Abdul Wahab.
Pemikiran keagamaan yang dibawakan
olehnya dan menonjol difokuskan pada pemurnian tauhid, yakni meng-Esa-kan Allah
yang tiada sekutu bagi-Nya.
|
2Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan …,hal.151-155
Namun, dengan berjalannya waktu,
gerakan mereka berkembang menjadi gerakan politik. Meski demikian, ia tidak
meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian Islam.
Menurutnya, pembagian tauhid
dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah, rubbubiyah, asma, sifat dan tauhid
af’al yang disebut juga tauhi ilm dan i’tiqad.3
Baginya, syirik adalah orang yang
menyekutukan Allah dan tidak akan diampuni oleh Allah dosa yang disebabkan
tersebut. Pembagian syirik menjadi dua, yaitu syirik akbar (syirik yang nyata)
dan syirik asghar (syirik yang tidak tampak) seperti berbuat berlebihan
terhadap mahluk yang tidak boleh seseorang beribadah kepadanya, bersumpah
kepada selain Allah dan riya’
b.
Muhammad
Abduh
Muhammad Abduh lahir di Mesir pada
tahun 1849 M, ayahnya bernama Abdul Hasan Khoirullah yang berasal dari Turki,
dan ibunya seorang Arab yang silsilahnya sampai kepada suku Umar Bin Khatab.
Abduh termasuk anak yang cerdas, meskipun ia bersal dari keluarga petani miskin
di Mesir. Sejak kecil ia tekun belajar dan melanjutkan studinya di al Azhar.4
Sebagai rektor al-Azhar, ia memasukkan
kurikulum filsafat dalam pendidikan di al-Azhar, upaya ini dilakukan untuk
mengubah cara berpikir orang-orang al-Azhar. Akan tetapi usahanya ini mendapat tantangan
keras dari para syekh al Azhar lainnya yang masih berpikiran kolot. Oleh karena
itu, usaha pembaharuan yang dilakukan lewat pendidikan di al-Azhar tidak
berhasil.
Meskipun begitu, ide-ide pembaharuan yang
dibawa Abduh, memberikan dampak positif bagi perkembangan pemikiran dalam dunia
Islam. Selain sektor pendidikan, proyek pembaharuan Abduh menurut professor
sejarah Islam di University of Massachuussets adalah politik dan ranah social
keluarga yaitu peran wanita5. Disamping tiu, Murodi dalam tulisannnya
menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran Abduh diantaranya adalah:
pembukaan pintu ijtihad / penghargaan terhadap 'akal' (Rasionalitas), kekuasaan
Negara harus dibatasi oleh konstitusi dalam pengelolaan negara,
memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al Azhar.6
3Untuk keterangan
pengertian setiap pembagiannya, lihat Ali Mufrodi, Islam di Kawasan …,
hal.153
4Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang: Toha
Putra, 1997) hlm. 177-178
5Para Perintis Zaman
Baru Islam,
terj. Ilyas Hasan…. ,hlm. 50-68
6Murodi, Sejarah Kebudayaan…,hlm. 177-178
c.
Muhammad
Rasyid Ridho
Rasyid Ridho dilahirkan di al Qalamun,
di pesisir laut Tengah, pada tanggal 23 September 1865 M. Pendidikan bermula di
madrasah al Kitab al Qalamun, kemudian di madrasah ar Rasyidiah di Tropoli.
Selanjutnya beliau melanjutkan
pendidikan tingginya di al Azhar 1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh.
Diantara pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam bidang agama, social,
ekonomi, memberantas khurafat dan bid'ah. Serta paham-paham yang dibawa
tarekat.
Adapun ide-ide pembaharuannya adalah:
menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di kalangan umat, mengajak untuk
meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah), rasionalitas dalam penafsiran al
Qur'an dan Hadis, penguasaan sains dan tekhnologi, pemberantasan khurafat dan
bid'ah, serta pemerintahan yang bersistem khalifah.
2.
Pembaharuan
dalam Bidang Politik
a.
Jamaluddin
al-Afghani
Salah satu sumbangan
terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya
mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti
imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak
melihat adanya kontradiksiantara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya
untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan
modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia
diusir dari negara tersebut.
b.
Muhammad
Ali Pasya
Muhammad Ali Pasya adalah orang pertama
yang membuka jalan pembaharuan di Mesir, kemudian beberapa tahun diakui sebagai
the founder of modern egypte. Berasal dari Turki, kelahiran Yunani
pada tahun 1765 dan wafat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau telah bekerja
keras untuk keperluan hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk sekolah
dengan demikian beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali Pasya
bekerja sebagai pemungut pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai oleh
gubernur yang akhirnya diangkat menjadi menantu.
Pada waktu penyerangan Napoleon ke
Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke Mesir, di antara perwiranya
adalah Muhammad Ali Pasya yang ikut melawan Napoleon pada tahun 18018, setelah itu diangkat menjadi colonel dan mulai saat
itu Ali Pasya menjadi penguasa tunggal di Mesir. Akan tetapi ia keasikan dengan
kekuasaannya dan bertindak diktator.
Akhirnya Muhammad Ali dan keturunannya
menjadi raja di Mesir kurang lebih 1,5 abad lamanya. Akhir kekuasaanya pada
tahun 1953. Jika diteliti Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi
beliau seorang yang cerdas dan merupakan sosok ambisius menjadi penguasa umat
Islam. Keambisiusannya itu tampak dalam pembaharuan yang dilakukan terhadap
kemajuan umat Islam, diantaranya: perkembangan politik dalam negeri maupun luar
negeri,
7Ali Mufrodi, Islam
di Kawasan …, hal.155-159
8Yusron Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan
Pembaharuan dalam Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) hlm
69.
seperti membangun kekuatan militer,
meningkatkan bidang pemerintahan, ekonomi dan pendidikan.9
3.
Pembaharuan
dalam Bidang Pendidikan
Al Tahtawi
Nama aslinya adalah Rifa'ah Badhawi
Rafi' al Tahtawi, lahir pada tahun 1801 di Mesir Selatan, wafat tahun 1873 di Kairo.
Seorang pembaharu yang mempunyai pengaruh besar pada abad ke-19 dan seorang
yang sangat berpengaruh dalam usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan
oleh Muhammad Ali Pasya. Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah
kembali diangkat menjadi sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemahan di
sekolah kedokteran.10
Pada tahun 1836 didirikan sekolah
penerjemah yang kemudian dikepalai oleh al Tahtawi. Beliau bukan seorang
penganut sekuler, usahanya adalah memperbaiki tradisi, khususnya dalam bidang
pendidikan, kewanitaan dan memperbaiki literature. Beliau menginginkan Mesir
maju seperti dunia Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.
Salah satu jalan untuk kesejahteraan
menurutnya adalah, berpegang pada agama dan akhlak budi pekerti, untuk itu
pendidikan merupakan sarana penting. Tujuan dari pendidikan menurutnya adalah
membentuk manusia berkepribadian patriotic dengan istilah hubbul wathon
yaitu mencintai tanah air. Perasaan patriotic itu akan menimbulkan rasa
kebangsaan, persatuan, tunduk dan mematuhi undang-undang, serta bersedia
mengorbankan jiwa dan harta untuk mempertahankan kemerdekaan.
Dalam hal agama dan peranan ulama, al Tahtawi
menghendaki agar para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini mengandung arti bahwa pintu
ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar. Ide-ide pembaharuan yang dilontarkan al
Tahtawi: ajaran Islam tidak hanya monoton mengurusi Tuhan akan tetapi kehidupan
social juga harus seimbang, kebiasaan dictator raja seharusnya diganti dengan
musyawarah, syari'at harus sesuai dengan perkembangan modern, para ulama harus
belajar filsafat dan ilmu pengetahuan agar
9Ibid, hlm. 71-72.
10Ibid, hlm. 74.
syari'at sesuai dengan kehidupan
modern, pendidikan harus bersifat social (termasuk tidak ada pembedaan bagi
perempuan). Umat Islam harus dinamis.
C.
Faktor
Kebangkitan Umat Islam
Pada abad ke-19 dan 20, era modern
diwarnai dengan kemerdekaan negara-negara Islam. Dalam tahun-tahun terakhir ini
banyak Negara muslim yang telah merdeka khususnya di Asia dan Afrika, bersamaan
dengan itu muncul pula organisasi-organisasi dan partai-partai nasional yang
mendasarkan bentuk-bentuk pemerintahan pada prinsip-prinsip syari'at Islam.11
Faktor yang Mempengaruhi
Kemerdekaan Negara Islam tentunya
melalui proses yang cukup panjang dalam memperoleh kemerdekaannya kembali, oleh
karena itu adanya faktor-faktor yang mendorong masyarakat di Negara muslim
sangat memungkinkan, di antaranya adalah:
1. Benturan antara Islam dan kekuatan
Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari
Eropa.12 Turki Usmani adalah yang pertama merasakan itu
sehingga memaksa penguasa dan pejuang Turki untuk belajar di Eropa.
2. Dorongan gagasan dua factor yang saling
mendukung dalam gerakan pembaharuan Is;am, pertama, pemurnian ajaran
Islam dari unsure-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam.
Kedua, gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat,
seperti gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah di Saudi Arabia dan Afrika Utara.13
3. Bangkitnya gagasan
Nasionalisme di dunia Islam yang diikuti dengan berdirinya partai-partai
politik merupakan modal umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan Negara
nerdeka yang lepas dari pengaruh Barat.
D. Langkah-langkah
yang dilakukan Umat Islam untuk mengejar ketertinggalan.
Pada dataran konseptual,umat islam
berusaha meletakan agama sebagai inspirasi dan motivasi pembangunan,memberikan
respon terhadap dampak negatif modernisasi dan industrialisasi,dengan tolak
ukur : kuantitas keterlibatan umat islam dalam proses perencanaan,pelaksanaan
dan evaluasi pembangunan maupun kualitas kebijakan yang langsung memiliki
kaitan dengan bidang keagamaan dan sosial budaya.
E. Bentuk-bentuk
Gerakan Umat Islam di Asia Afrika.
Guna pemulihan
kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan
mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut
antara lain
- Gerakan
Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M)
di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah
di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair
- Gerakan
penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para
pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat
dengan politik. Ide politik yang pertama muncul yaitu Pan Islamisme atau
persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah,
setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang
bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan
Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji
bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional
negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan
bapak nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang
digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd.
Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri
Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan
kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung
gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina,
Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan
nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan
Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada
tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme
yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan juga dibentuk komunalisme
yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang
merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu
yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali
Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau
partai politik besar yang menentang penjajahan diantaranya
a. Sarekat
Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan
merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi
tahun 1911.
b. Partai
Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c. Pendidikan
nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta(1931)
d. Persatuan
Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang dipelopori oleh
Mukhtar Luthfi
Munculnya
gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik
tersebut merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan
Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan
nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang penduduknya
mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas
muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yaitu tanggal
17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu Pakistan.
Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di
wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar
merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama
Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru
tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada
tahun 1946
Di
Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M,
Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti
Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di
Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam
merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam
Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan
Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern
Islam yang lahir di Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap gerakan
kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti munculnya berbagai
organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20.
Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan
izzul Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu
mendirikan sekolah tingkat dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke
Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan pendirinya adalah
Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu didirikan oleh KH
Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan tujuan Menggapai
Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang aman, damai, makmur,
sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang melimpah ruah dengan
baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.
Persatuan
Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920, kegiatan
utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari’at Islam. SDI
(Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI
diubah menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi
PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan
keagamaan kemudian berubah menjadi kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama)
yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy’ ari tanggal 13 januari 1926 di Surabaya
dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di Indonesia. Matla’ul
Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan kegiatanyya
berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan
oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya
bergerak dalam bidang pendidikan, memberantas bid’ah, khurafat dan takhayul
serta taklid umat Islam.
Kesimpulan
Wajah peradaban Islam era modern
mempunyai beberapa kategori. Pertama kategori sebagai masa kemerdekaan
negara Islam. Pada abad ke-18 dan 19, era modern diwarnai dengan kemerdekaan
negara-negara Islam. Dalam tahun-tahun terakhir ini banyak negara muslim yang
telah merdeka. Bersamaan dengan itu muncul pula organisasi-organisasi dan
partai-partai nasional yang mendasarkan bentuk-bentuk pemerintahan pada
prinsip-prinsip syari'at Islam.
Kedua,
masa pembaharuan Islam. Dalam kategori ini terdapat beberapa konstribusi yang
masih exist bahkan dikembangkan. Berbagai bidang masih mewarnai pemikiran tokoh
ini, diantaranya; bidang Akidah diprakarasai oleh mantan Muhammad ibn Abdul
Wahhab disusul oleh mantan Rektor al-Azhar Mesir, Muhammad Abduh dan muridnya
Muhammad Rasyid Ridho. Keduanya melakukan pembaharuan untuk menumbuhkan sikap
aktif dan dinamis di kalangan umat, mengajak untuk meninggalkan sikap fatalisme
(jabariyah), rasionalitas dalam penafsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan
sains dan tekhnologi, pemberantasan khurafat dan bid'ah, serta pemerintahan
yang bersistem khalifah.
Pembaharuan lainnya disusul dari berbagai
macam bidang. Baik itu politik, pendidikan. Pembaharuan tersebut dipelopori
oleh beberapa tokoh.. Semisal bidang politik dipelopori oleh Muhammad Ali
Pasya. Dia diakui sebagai the founder of modern egypte. Pembaharuan yang
dilakukan diantaranya; perkembangan politik dalam negeri maupun luar negeri.
Bidang Pendidikan, pelopornya al
Tahtawi. Menurutnya, pendidikan merupakan sarana penting untuk meraih
sejahtera. Selain itu, tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia
berkepribadian patriotic dengan istilah hubbul wathon yaitu mencintai
tanah air. Dalam hal agama dan peranan ulama, ia menghendaki agar para ulama
selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan modern. Ini mengandung arti bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan
terbuka lebar.
Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan
Islam Pada Abad Modern
Hikmah mempelajari
sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah
tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan
supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa
lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya,
Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan
,politik dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
WWW.GOOGLE.COM
M.
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher, 2007), hal.314-321
M.
Abdul Karim, Islam Nusantara, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007)
M.Rusli
karim,Islam dan konflik politik era orde baru, (Yogyakarta:Media Widya
Mandala,1992)
No comments:
Post a Comment