AKHLAK
TASAWUF
A. PENGERTIAN
TUJUAN AKHLAQ TASAWWUF
Tujuan
mempelajari ilmu Akhlaq dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan
sebagaian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagaian perbuatan lainnya
sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim
termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk perbuatan
baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.
Selanjutnya Mustafa Zahri
mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah untuk membersihkan kalbu
dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih,
bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
B. FUNGSI
ILMU AKHLAQ
Keteranagan
tersebut memberi petunjuk bahwa Ilmu Akhlaq berfungsi memberikan
panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk
selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik
atau yang buruk.
Selanjutnya karena
Ilmu Akhlaq menentukan criteria perbuatan yang baik dan yang buruk, serta
perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan yang baik dan yang buruk itu, maka
seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria
perbuatan yang baik dan yang buruk itu, dan selanjutnya ia akan banyak
mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Dengan
mengetahui yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya dan mendapatkan
manfaat dan keuntungan darinya, sedangkan dengan mengetahui yang buruk ia akan
terdorong untuk meninggalakannya dan ia akan terhindar dari bahaya yang
menyesatkan.
Selain itu ilmu
akahlaq juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia
dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia memiliki jasmani dan
rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriyah melalui fiqih, sedangkan rohani
dibersihkan secara batiniyah melalui akhlaq.
Jika tujuan Ilmu
Akhlaq tersebut dapat dicapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang
pada gilirannya melahirkan perbuatan yang terpuji. Dari perbuatan yang terpuji
ini akan lahirlah keadaan masayarakat yang damai, harmonis, rukun, sejahtera
lahir dan batin, yang memumingkinkan ia dapat beraktivitas guna mencapai
kebahagaiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
Ilmu
akhalaq atau akahlaq yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai
berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju yang disertai dengan akahlaq yang
mulia, niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang ia memilikinya itu
akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang
yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat harta,
kekuasaandan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlaq yang mulia, maka
semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di
muka bumi.
Demikian juga dengan
mengetahui akhlaq yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya,
menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjahuinya. Orang
yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat
membahayakan dirinya.
Dengan demikian
secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlaq bertujuan untuk memberikan
pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau
yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap
perbuatan yang buruk ia berusaha untuk menghindarkannya.
C.FUNGSI AKHLAK TASAWUF:
1.
Fungsi Umum
Secara
umum fungsi tasawuf dapat di lihat dari dua aspek yaitu, pertama menyangkut kesejarahan
akhlak tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih tersisa sampai sekarang dan
kedua,memotret realitas fungsi akhlak tasawuf yang ditangkap oleh manusia
modern dewasa ini.
a)
Untuk aspek pertama yaitu menyangkut kesejarahan akhlak
tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih tersisa sampai sekarang maka akhlak
tasawuf akan berfungsi sebagai:
1) Mengembalikan akhlak Rosulullah Saw menjadi acuan sehari-hari umat Islam.Akhlak
Rosulullah harus menjadi koridor umat Islam terutama dalam mengarungi lautan
kenikmatan dan kemewahan kehidupan duniawi, agar tidak kebablasan.
2) Menyeimbangkan kehidupan duniawi yang serba hingar
binger dengan kehidupan spiritual yang serba teduh dan hening.Memasukkan nilai
spiritualitas dalam setiap sector kehidupan.
b) Aspek kedua memotret realitas fungsi akhlak tasawuf
yang ditangkap oleh manusia modern dewasa ini.Akhlak tasawuf berfungsi sebagai:
1) Peneduh jiwa karena hilangnya kebermaknaan hidup
dalam zaman kemajuan ilmu dan teknologi.Dalam masyarakat yang sudah maju,
nampaknya mulai timbul kemuakan dan kebosanan serta rasa kekosongan makna hidup
yang luar biasa.Orang-orang dewasa ini seolah-olah telah dimanjakan oleh keadaan.Mereka menjadi kurang
tertantang.Dalam kondisi jiwa dan psikologis seperti ini nampaknya fungsi
pertama dari aspek kedua ini menjadi niscaya.Orang mengatakan hilangnya
kebermaknaan hidup ini pasti mengiringi sebuah proses kemajuan yang secaraterus
menerus akan diusahakan dan diraih oleh umat manusia, baik pada kini maupun
masa mendatang.
2) Pengeram psikologis dari kehidupan yang diwarnai
penuh persaingan(kompetisi). Dalam suasana seperti bagi kelompok yang kurang
kuat dalam bersaing, sementara tuntutan untuk bersaing juga tidak surut, maka
timbullah stress (tekanan psikologis yang berat). Dalam kondisi orang seperti ini
maka akhlak tasawuf merupakan medium untuk mengendorkan ketegangan fisiknya.Di
sinilah fungsi kedus akhlak tasawuf untuk aspek kedua ini menjadi niscaya.
3) Penguat kesadaran kebersamaan hidup. Pada zaman yang
maju dalam hal ekonomi, ilmu, teknologi rasa keakuan (egoisme) cenderung
menguat tajam.Bisa dikatakan citra individualism menguasai di seluruh sector
kehidupan.Karena egoisme meninggi, maka rasa keterancaman menjadi menguat.Dalam
keadaan seperti ini keadaan psikologis menjadi meninggi,maka timbullah kecemasan (anxety), bahkan ketakutan (phobia).Karena
itu orang menjadi haus pemecahan apa yang harus dilakukannya.Akhlak tasawuf
mengajarkan perlunya kesadaran kebersamaan dalam kehidupan.Jika kesadaran kebersamaan hidup ini berhasil dihayati dan dibiasakan dalam
kehidupan, maka kecemasan dan ketakutan akan menurunn drastic.Ketika
mengahadapi orang lain maka tiidak dianggap sebagai lawan atau musuh yang akan
menyerangnya, melainkan sebagai calon kawan untuk berbagi pendapat dan
perasaan.
Ada sebuah tantangan untuk fungsi aspek kedua
akhllak tasawuf, yaitu adanya opini baru dengan munculnyaapa yang disebut
“etika global”. Konsep ini pertama kali dirilis oleh Hans Kung guru besar
kajian agama di Universitas Tubingen Jerman.Gagasan ini lalu dideklarasiakan
dalam forum pertemuan Parlement of the World’s Religions (Parlenen agama- agama
dunia). Dalam menhadapi etika global seperti ini, maka sudah semestinya studi
akhlak tasawuf harus bekerja keras agar tidak kalah lajunya dalam menhadapi
perkembangan kemajuan dunia dengan segala perubahan social yang ada di
dalamnya.Adalah tidak dapat diterima kalau dalam Al Qur’an dinyatakan bahwa
Islam ( dengan symbol kerosulan Muhammad)
adalah rahmatan lil ‘alamin lalu
daya akhlak tasawuf hanya terbatas lingkupnya umat Islam saja.Parlemen Agama-
agana Dunia ketika merumuskan deklarasi etika global berdasar kerjasama
internasional secara organisatoris yang rapid an terencana. Barangkali kuncinya
terletak pada niat bulat, kemauan kerja keras dan manajemen kerja secara organisatoris
yang rapi dadn terencana dengan
baik.Inilah tantangan masa depan akhlak tasawuf untuk masyarakat dunia modern
seperti sekarang ini ataupun untuk masa depan.
2.
Fungsi Khusus
Fungsi akhlak
tasawuf secara khusus adalah berkaitan dengan kesehatan mental atau jiwa
manusia. Fungsi tersebut di antaranya adalah:
1)
Membersihkan
hati dalam berhubungan dengan Allah.
Hubungan manusia dengan
Allah tidak akan mencapai sasarannya jika tidak dengan kebersihan hati dan selalu ingat dengan Sang
Penciptanya. Misalnya, dalam shalat, shalat diperintahahkan Tuhan, karena
efeknya adalah mencegah manusia dari berbuat tudak baik. Efek ini tidak dapat
dicapai oleh manusia jika shalat dikerjakan tidak dengan penuh keikhlasan dan
kekhusukan.Seperti hadits nabi:
Artinya” berapa orang
yang berdiri shalat, yang bagian dari shalatnya hanya penat dan letih
semata.(HR Baihaqi).
Maksud hadits di atas
adalah sesuatu yang menjadikan shalatnya sia-sia yaitu karene kekurangan syarat
batin dalam shalat yaitu ikhlas, khusyu’, dan khudu’. Dan untuk menumbuhkan
yang demikian itu harus mempelajari ilmu akhlak tasawuf.
2)
Membersihkan
jiwa dan pengaruh materi.
Kebutuhan manusia bukan
hanya pemenuhan tubuh materi saja,
tetapi dia mempunyai batin yang disebut jiwa yang memerlukan kebutuhan
juga.Kebutuhan lahiriyah menusia erat kaitannya dengan jiwanya.Kebutuhan
lahiriyah ini timbul karena dorongan jiwanya untuk mempertahankan dan
melindungi tubuh dari bahaya yang dapat merusaknya, missal panas, dingin,
dsb.Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia dari godaan materi adalah
dengan membersihkan jiwanya.Jalan untuk itu adalah dengan pelajaran agama,
yaitu pada bidang akhlak tasawuf.
3)
Menerangi jiwa
daari kegelapan
Masalah materi sering
menjadi sangat besar pengaruhnya atas jiwa manusia.Penyakit-penyakit seperti
resah, cemas,patah hati hanyaa dapat
disembuhkam degan obat yang datang dari ajaran agama, khususnya ajaran yang
berobyekkan batin manusia yaitu akhlak tasawuf.
4)
Memperteguh dan
menyuburkan keyakinan beragama.
Hati akan teguh di
dalam keyakinannya bila selalu disirami dengan pelajaran-pelajaran yang
bersifat ruhaniyah.
5)
Mempertinggi
akhlak manusia
Dengan memiliki hati
yang suci dan bersih maka akan semakin tinggi akhlak manusia.
Adapun fungsi mempelajari akhlak tasawuf yang sifatnya lebih teknis adalah
sebagai berikut:
1)
Untuk
meningkatkan kemajuan rohani
2)
Untuk menuntun kea rah kebaikan.
3)
Untuk menopang
kesempurnaan iman.
4)
Untuk
mempertajam tanggung jawab eskatologis, yaitu hal- hal yang menyangkut tentang mati, seperti
hari kiamat beserta perangkatnya
(dosa, pahala, surge,neraka. Dan lain sebagainya).
5)
Untuk
mempertajam tanggung jawab terhadap sesama dalam kehidupan.
6)
Untuk menjaga martabat
kemanusiaan seseorang
D.
KOMPONEN AKHLAQ TASAWWUF
Untuk melihat
lebih jauh tentang tasawwuf dan lebih meyakinkan bahwa ia lahir dari ajaran
islam itu sendiri (bukan atas pengaruh non-islam) dapatlah kita pelajari satu
persatu atau maqam per maqom dari maqamat yang harus ditempuh oleh seorang sufi
:
a. Zuhud :
terpenting bagi seorang sufi atau calon sufi ialah zuhud, yakni kerelaan
meninggalkan kehidupan duniawi(materii). Sebelum menjadi sufi, seorang muslim
tidak boleh tidak harus menjadi zahid. Barulah kemudian ia memasuki dunia
sufisme dengan menempuh maqam-maqam berikutnya yang lebih tinggi.
b. Mahabbah :
kata mahabbah yang berarti cinta, maka dimaksud dalam pandangan sufisme ialah
cinta Allah, dalam pengertian lain :
Ø Memeluk kepatuhan kepada Allah dan membenci segala
sikap menentang kepadaNYA.
Ø Menyerahkan diri secara total kepadaNYA yang
dicintai.
Ø memenuhinya hanya dengan diriNYA yang dicintainya.
c. Ma’rifat :
sebagaimana halnya dengan mahabbah, ma’rifat kadang dipandang
sebagai maqam dan kadang dipandang sebagai hal. Al Junaidi sendiri pernah
menyebut ma’rifat sebagai maqam.karena antara mahabbah dan ma’rifat hamper sama
yang menggambarkan hubungan dekat antara seorang sufi dan Allah.
d. Fana
dan Baqa : pada maqam ma’rifat, sang sufi telah melihat Tuhan dengan
matahatinya. Ia telah sangat dekat denganNYA, namun belum bersatu (ittihad)
denganNYA. Dalam artian, persatuan mistik. Dan untuk mencapai ke maqam ittihad,
seorang sufi harus terlebih dahulu meniadakan dirinya (fana). Karena selama ia
masih sadar akan dirinya, ia takkan dapat bersatu dengan Tuhan.
e. Ittihad : Berbicara
tentang maqam ittihad dan seterusnya hulul dan tauhid, seakan kita berada di
lapangan yang kurang terang dari ilmu tasawwuf. Karena ketiganya dipandang oleh
ulama syariat sebagai penyimpangan ajaran islam. Sehingga al hallaj pun mati
dibunuh lantaran mengembangkan paham hulul. Maka kaum sufi yang memiliki
pham-paham yang ketiga itu sengaja menjauhi pembicaraan terbuka tentangnya,
karena takut mengalami nasib tragis seperti yang menimpa al hallaj.
f. Hulul :
bentuk hulul, dalam dunia sufiesme dikenalkan oleh husein bin mashur al hallaj
yang lahir di Persia pada tahun 858M dan kemudian menetapkan di Baghdad. Pada
tahun 922 ia dihukum bunuh dan setelah jasadnya tak bernyawa, ia dibakar.
Kemudian debunya dibuang ke sungai Tigris.
g. Wahdah
al-Wujud : wahdah al-wujud berarti kesatuan wujud. Istilah al-haq dan
khalq di sini merupakan sinonim kata dari al’irdl (accident) dan aljawhar
(substance)dan dari kata al-dhahir dan al-bathin. Maka tiap-tiap sesuatu atau
segala yang ada mempunyai dua aspek. Aspek luar (al-dhahir) berupa irdl dan
kholq yang memiliki sifat ke makhlukan. Sedangkan aspek dalam al-bathin
merupakan jawhar dan al-haq yang memiliki sifat ketuhanan.wal hasil, dalam
setiap yang berwujud terdapat sifat kemakhlukandan sifat ketuhanan.
Ilmu akhlaq yang mulia juga berguna dalam
mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang.
Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju yang disertai
dengan akahlaq yang mulia, niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
ia memilikinya itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup
manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
memiliki pangkat harta, kekuasaandan sebagainya namun tidak disertai dengan
akhlaq yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan
menimbulkan bencana di muka bumi.
Demikian
juga dengan mengetahui akhlaq yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjahuinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai
perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa
Ilmu Akhlaq bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia
dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang
baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha
untuk menghindarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, M.A. 1997, Akhlak
Tasawuf. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Ibrahim,
Zaki, 2006, Tasawuf Hitam Putih,
Solo : Tiga serangkai.
No comments:
Post a Comment