Hello! Comments Pictures

Friday, April 26, 2013


AKHLAK TASAWUF
A.      PENGERTIAN TUJUAN AKHLAQ TASAWWUF
                   Tujuan mempelajari ilmu Akhlaq dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagaian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagaian perbuatan lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.
    Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.

B.   FUNGSI ILMU AKHLAQ
        Keteranagan tersebut memberi petunjuk bahwa  Ilmu Akhlaq berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk.
     Selanjutnya karena Ilmu Akhlaq menentukan criteria perbuatan yang baik dan yang buruk, serta perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan yang baik dan yang buruk itu, maka seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan yang baik dan yang buruk itu, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
       Dengan mengetahui yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya dan mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya, sedangkan dengan mengetahui yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalakannya dan ia akan terhindar dari bahaya yang menyesatkan.
      Selain itu ilmu akahlaq juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriyah melalui fiqih, sedangkan rohani dibersihkan secara batiniyah melalui akhlaq.

      Jika tujuan Ilmu Akhlaq tersebut dapat dicapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang terpuji. Dari perbuatan yang terpuji ini akan lahirlah keadaan masayarakat yang damai, harmonis, rukun, sejahtera lahir dan batin, yang memumingkinkan ia dapat beraktivitas guna mencapai kebahagaiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.

       Ilmu akhalaq atau akahlaq yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju yang disertai dengan akahlaq yang mulia, niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang ia memilikinya itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat harta, kekuasaandan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlaq yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di muka bumi.

     Demikian juga dengan mengetahui akhlaq yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjahuinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.
      Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlaq bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha untuk menghindarkannya.

C.FUNGSI AKHLAK TASAWUF:
1.      Fungsi Umum
Secara umum fungsi tasawuf dapat di lihat dari dua aspek yaitu, pertama menyangkut kesejarahan akhlak tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih tersisa sampai sekarang dan kedua,memotret realitas fungsi akhlak tasawuf yang ditangkap oleh manusia modern dewasa ini.

a)              Untuk aspek pertama yaitu menyangkut kesejarahan akhlak tasawuf sejak lahir dan paradigmanya masih tersisa sampai sekarang maka akhlak tasawuf akan berfungsi sebagai:
1)      Mengembalikan akhlak Rosulullah Saw  menjadi acuan sehari-hari umat Islam.Akhlak Rosulullah harus menjadi koridor umat Islam terutama dalam mengarungi lautan kenikmatan dan kemewahan kehidupan duniawi, agar tidak kebablasan.
2)      Menyeimbangkan kehidupan duniawi yang serba hingar binger dengan kehidupan spiritual yang serba teduh dan hening.Memasukkan nilai spiritualitas dalam setiap sector kehidupan.

b)      Aspek kedua memotret realitas fungsi akhlak tasawuf yang ditangkap oleh manusia modern dewasa ini.Akhlak tasawuf berfungsi sebagai:
1)      Peneduh jiwa karena hilangnya kebermaknaan hidup dalam zaman kemajuan ilmu dan teknologi.Dalam masyarakat yang sudah maju, nampaknya mulai timbul kemuakan dan kebosanan serta rasa kekosongan makna hidup yang luar biasa.Orang-orang dewasa ini seolah-olah telah dimanjakan  oleh keadaan.Mereka menjadi kurang tertantang.Dalam kondisi jiwa dan psikologis seperti ini nampaknya fungsi pertama dari aspek kedua ini menjadi niscaya.Orang mengatakan hilangnya kebermaknaan hidup ini pasti mengiringi sebuah proses kemajuan yang secaraterus menerus akan diusahakan dan diraih oleh umat manusia, baik pada kini maupun masa mendatang.

2)      Pengeram psikologis dari kehidupan yang diwarnai penuh persaingan(kompetisi). Dalam suasana seperti bagi kelompok yang kurang kuat dalam bersaing, sementara tuntutan untuk bersaing juga tidak surut, maka timbullah stress (tekanan psikologis yang berat). Dalam kondisi orang seperti ini maka akhlak tasawuf merupakan medium untuk mengendorkan ketegangan fisiknya.Di sinilah fungsi kedus akhlak tasawuf untuk aspek kedua ini menjadi niscaya.


3)      Penguat kesadaran kebersamaan hidup. Pada zaman yang maju dalam hal ekonomi, ilmu, teknologi rasa keakuan (egoisme) cenderung menguat tajam.Bisa dikatakan citra individualism menguasai di seluruh sector kehidupan.Karena egoisme meninggi, maka rasa keterancaman menjadi menguat.Dalam keadaan seperti ini keadaan psikologis menjadi meninggi,maka timbullah kecemasan  (anxety), bahkan ketakutan (phobia).Karena itu orang menjadi haus pemecahan apa yang harus dilakukannya.Akhlak tasawuf mengajarkan perlunya kesadaran kebersamaan dalam kehidupan.Jika  kesadaran kebersamaan hidup  ini berhasil dihayati dan dibiasakan dalam kehidupan, maka kecemasan dan ketakutan akan menurunn drastic.Ketika mengahadapi orang lain maka tiidak dianggap sebagai lawan atau musuh yang akan menyerangnya, melainkan sebagai calon kawan untuk berbagi pendapat dan perasaan.


Ada sebuah tantangan untuk fungsi aspek kedua akhllak tasawuf, yaitu adanya opini baru dengan munculnyaapa yang disebut “etika global”. Konsep ini pertama kali dirilis oleh Hans Kung guru besar kajian agama di Universitas Tubingen Jerman.Gagasan ini lalu dideklarasiakan dalam forum pertemuan Parlement of the World’s Religions (Parlenen agama- agama dunia). Dalam menhadapi etika global seperti ini, maka sudah semestinya studi akhlak tasawuf harus bekerja keras agar tidak kalah lajunya dalam menhadapi perkembangan kemajuan dunia dengan segala perubahan social yang ada di dalamnya.Adalah tidak dapat diterima kalau dalam Al Qur’an dinyatakan bahwa Islam ( dengan symbol kerosulan Muhammad)   adalah rahmatan lil ‘alamin  lalu daya akhlak tasawuf hanya terbatas lingkupnya umat Islam saja.Parlemen Agama- agana Dunia ketika merumuskan deklarasi etika global berdasar kerjasama internasional secara organisatoris yang rapid an terencana. Barangkali kuncinya terletak pada niat bulat, kemauan kerja keras dan manajemen kerja secara organisatoris yang rapi  dadn terencana dengan baik.Inilah tantangan masa depan akhlak tasawuf untuk masyarakat dunia modern seperti sekarang ini ataupun untuk masa depan.

2.      Fungsi Khusus
Fungsi akhlak tasawuf secara khusus adalah berkaitan dengan kesehatan mental atau jiwa manusia. Fungsi tersebut di antaranya adalah:

1)      Membersihkan hati dalam berhubungan dengan Allah.
Hubungan manusia dengan Allah tidak akan mencapai sasarannya jika tidak dengan kebersihan  hati dan selalu ingat dengan Sang Penciptanya. Misalnya, dalam shalat, shalat diperintahahkan Tuhan, karena efeknya adalah mencegah manusia dari berbuat tudak baik. Efek ini tidak dapat dicapai oleh manusia jika shalat dikerjakan tidak dengan penuh keikhlasan dan kekhusukan.Seperti hadits nabi:
Artinya” berapa orang yang berdiri shalat, yang bagian dari shalatnya hanya penat dan letih semata.(HR Baihaqi).
Maksud hadits di atas adalah sesuatu yang menjadikan shalatnya sia-sia yaitu karene kekurangan syarat batin dalam shalat yaitu ikhlas, khusyu’, dan khudu’. Dan untuk menumbuhkan yang demikian itu harus mempelajari ilmu akhlak tasawuf.

2)      Membersihkan jiwa dan pengaruh materi.
Kebutuhan manusia bukan hanya pemenuhan tubuh materi saja,  tetapi dia mempunyai batin yang disebut jiwa yang memerlukan kebutuhan juga.Kebutuhan lahiriyah menusia erat kaitannya dengan jiwanya.Kebutuhan lahiriyah ini timbul karena dorongan jiwanya untuk mempertahankan dan melindungi tubuh dari bahaya yang dapat merusaknya, missal panas, dingin, dsb.Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia dari godaan materi adalah dengan membersihkan jiwanya.Jalan untuk itu adalah dengan pelajaran agama, yaitu pada bidang akhlak tasawuf.

3)      Menerangi jiwa daari kegelapan
Masalah materi sering menjadi sangat besar pengaruhnya atas jiwa manusia.Penyakit-penyakit seperti resah, cemas,patah hati  hanyaa dapat disembuhkam degan obat yang datang dari ajaran agama, khususnya ajaran yang berobyekkan batin manusia yaitu akhlak tasawuf.

4)      Memperteguh dan menyuburkan keyakinan beragama.
Hati akan teguh di dalam keyakinannya bila selalu disirami dengan pelajaran-pelajaran yang bersifat ruhaniyah.

5)      Mempertinggi akhlak manusia
Dengan memiliki hati yang suci dan bersih maka akan semakin tinggi akhlak manusia.




Adapun fungsi mempelajari akhlak tasawuf yang sifatnya lebih teknis adalah sebagai berikut:
1)      Untuk meningkatkan kemajuan  rohani
2)      Untuk menuntun kea rah kebaikan.
3)      Untuk menopang kesempurnaan iman.
4)      Untuk mempertajam tanggung jawab eskatologis, yaitu hal- hal yang menyangkut tentang mati, seperti hari kiamat beserta perangkatnya (dosa, pahala, surge,neraka. Dan lain sebagainya).
5)      Untuk mempertajam tanggung jawab terhadap sesama dalam kehidupan.
6)      Untuk menjaga martabat kemanusiaan seseorang

D. KOMPONEN AKHLAQ TASAWWUF

      Untuk melihat lebih jauh tentang tasawwuf dan lebih meyakinkan bahwa ia lahir dari ajaran islam itu sendiri (bukan atas pengaruh non-islam) dapatlah kita pelajari satu persatu atau maqam per maqom dari maqamat yang harus ditempuh oleh seorang sufi :

a.       Zuhud : terpenting bagi seorang sufi atau calon sufi ialah zuhud, yakni kerelaan meninggalkan kehidupan duniawi(materii). Sebelum menjadi sufi, seorang muslim tidak boleh tidak harus menjadi zahid. Barulah kemudian ia memasuki dunia sufisme dengan menempuh maqam-maqam berikutnya yang lebih tinggi.

b.      Mahabbah : kata mahabbah yang berarti cinta, maka dimaksud dalam pandangan sufisme ialah cinta Allah, dalam pengertian lain :
Ø  Memeluk kepatuhan kepada Allah dan membenci segala sikap menentang kepadaNYA.
Ø  Menyerahkan diri secara total kepadaNYA yang dicintai.
Ø  memenuhinya hanya dengan diriNYA yang dicintainya.


c.       Ma’rifat : sebagaimana halnya dengan mahabbah,  ma’rifat kadang dipandang sebagai maqam dan kadang dipandang sebagai hal. Al Junaidi sendiri pernah menyebut ma’rifat sebagai maqam.karena antara mahabbah dan ma’rifat hamper sama yang menggambarkan hubungan dekat antara seorang sufi dan Allah.

d.      Fana dan Baqa : pada maqam ma’rifat, sang sufi telah melihat Tuhan dengan matahatinya. Ia telah sangat dekat denganNYA, namun belum bersatu (ittihad) denganNYA. Dalam artian, persatuan mistik. Dan untuk mencapai ke maqam ittihad, seorang sufi harus terlebih dahulu meniadakan dirinya (fana). Karena selama ia masih sadar akan dirinya, ia takkan dapat bersatu dengan Tuhan.

e.       Ittihad : Berbicara tentang maqam ittihad dan seterusnya hulul dan tauhid, seakan kita berada di lapangan yang kurang terang dari ilmu tasawwuf. Karena ketiganya dipandang oleh ulama syariat sebagai penyimpangan ajaran islam. Sehingga al hallaj pun mati dibunuh lantaran mengembangkan paham hulul. Maka kaum sufi yang memiliki pham-paham yang ketiga itu sengaja menjauhi pembicaraan terbuka tentangnya, karena takut mengalami nasib tragis seperti yang menimpa al hallaj.

f.       Hulul : bentuk hulul, dalam dunia sufiesme dikenalkan oleh husein bin mashur al hallaj yang lahir di Persia pada tahun 858M dan kemudian menetapkan di Baghdad. Pada tahun 922 ia dihukum bunuh dan setelah jasadnya tak bernyawa, ia dibakar. Kemudian debunya dibuang ke sungai Tigris.
g.      Wahdah al-Wujud : wahdah al-wujud berarti kesatuan wujud. Istilah al-haq dan khalq di sini merupakan sinonim kata dari al’irdl (accident) dan aljawhar (substance)dan dari kata al-dhahir dan al-bathin. Maka tiap-tiap sesuatu atau segala yang ada mempunyai dua aspek. Aspek luar (al-dhahir) berupa irdl dan kholq yang memiliki sifat ke makhlukan. Sedangkan aspek dalam al-bathin merupakan jawhar dan al-haq yang memiliki sifat ketuhanan.wal hasil, dalam setiap yang berwujud terdapat sifat kemakhlukandan sifat ketuhanan.
Ilmu akhlaq yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju yang disertai dengan akahlaq yang mulia, niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang ia memilikinya itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat harta, kekuasaandan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlaq yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di muka bumi.
                  Demikian juga dengan mengetahui akhlaq yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjahuinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlaq bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha untuk menghindarkannya.
DAFTAR PUSTAKA

         Nata, Abuddin, M.A. 1997,  Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Grafindo Persada.
         Ibrahim, Zaki, 2006, Tasawuf Hitam Putih, Solo : Tiga serangkai.

No comments:

Post a Comment