CARA MUDAH BELAJAR
BAHASA ARAB
Tak diragukan lagi, kedudukan Bahasa Arab di dalam
Agama ini sangatlah mulia. Allah subhanahu wata’ala telah memberikan
keutamaan yang agung kepada Bahasa Arab. Bahasa Arab dijadikan bahasa Al
Qur’an, kitab suci kaum muslimin di seluruh dunia, bahasanya para penghuni
surga, bahasanya para Nabi, serta keutamaan lainnya. Di samping itu, Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa tertua di dunia yang kaya akan kaidah struktur
dan kosa kata. Maka dari itu, tidak sepantasnya seorang muslim mengabaikan
salah satu bagian Agama Islam yang penting ini seperti dikatakan Umar Ibnul
Khattab radhiyallahu anhu “Pelajarilah bahasa Arab, karena itu merupakan
bagian dari agama kalian!”. Bagaimana seorang muslim mampu untuk merasakan
lezatnya Al Qur’an dan As Sunnah, jika untuk memahami keduanya saja dia tidak
bisa.
Oleh karena itu, tidak sepantasnya kaum muslimin
menjauh dari bahasa mulia ini. Bahasa yang menemani Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam selama hidupnya.Bahasa yang menemani karya-karya para
ulama’ yang senantiasa memenuhi lorong-lorong setiap masa sehingga kemurnian
agama Islam -walhamdulillah- sampai saat ini masih terjaga serta
keutamaan-keutamaan lainnya.
Dari sini, ana sebagai tholabul ‘ilmi merasa perlu
untuk berbagi kiat dan cara supaya mudah belajar bahasa Arab meskipun banyak
sekali rujukan-rujukan lainnya. Akan tetapi, semoga ini bisa melengkapi apa
yang sudah ada.
Diantara kiat-kiat supaya mudah belajar Bahasa
Arab adalah :
Pertama,Hendaknya mengikhlaskan niat
mempelajarinya hanya karena Allah.
Ikhlas selalu diberi tempat utama oleh para ulama’
sebelum memasuki pembahasan. Ikhlas ini pula yang menjadi hadits pertama dalam
Al Arba’in An Nawawiyyah. Maka, sudah selayaknya seorang penuntut ilmu
memperhatikan hal ini. Tanamkan pada diri sendiri bahwa kita mempelajari bahasa
Arab supaya mengangkat kejahilan yang ada pada diri kita terhadap agama ini,
bukan untuk dunia atau semisalnya. Sungguh ikhlas merupakan hal yang berat oleh
para salafush shalih terdahulu. Maka ana perlu juga berbagi kiat-kiat supaya
ikhlas dalam beramal sebagai nasihat untuk kita bersama, diantaranya :
- Berdo’a
kepada Allah supaya kita dijadikan termasuk orang-orang yang ikhlas
karena Do’a merupakan senjatanya orang-orang mukmin
- Sebisa
mungkin menyembunyikan amalan sebagaimana yang banyak dilakukan oleh
generasi salafush shalih terdahulu
- Memperhatikan
amal-amal orang shalih yang sudah mendahului kita, bukan membandingkan
dengan orang-orang sezaman karena semua yang masih hidup tidaklah aman
dari fitnah.
- Memandang
kecil amal-amal kita sehingga menumbuhkan semangat untuk memperbaiki
amalan.
- Menumbuhkan
rasa takut tidak diterimanya amal. Inilah yang senantiasa dikhawatirkan
oleh para salafush shalih dalam banyak riwayat.
- Tidak
terpengaruh ucapan orang.
- Kesadaran
bahwa surga dan neraka bukan di tangan manusia, akan tetapi di tangan
Allah ‘azza wajalla semata.
- Selalu
mengingat bahwa kelak di kubur kita akan sendirian. Yang menemani
kita hanyalah amal shalih yang ikhlas karena Allah semata.
Itu beberapa kiat supaya ikhlas yang ana kumpulkan
dari berbagai kajian. Kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar
kita dijadikan Allah termasuk orang-orang yang ikhlas.
Kedua. Hendaknya menyiapkan perbekalan berupa
kelancaran membaca tulisan Arab
Tidaklah mungkin seorang akan menjadi lancar
berbahasa Arab sedangkan dia masih terbata-bata membaca tulisan Arab. Hal ini
sering sekali dijumpai pada sebagian orang tergesa-gesa dalam belajar. Maka
selayaknya seorang penuntut ilmu memperhatikan kelancaran dan kefasihan membaca
tulisan Arab sehingga hal ini menjadi bekal penting nantinya untuk terjun
belajar bahasa Arab.
Ketiga. Hendaknya belajar di bawah bimbingan guru
yang ahli di bidangnya.
Hal ini sering menjadi kekeliruan oleh penuntut
ilmu apapun ketika belajar tanpa bimbingan guru (otodidak). Hal ini pula yang
selalu dinasehatkan oleh para ulama’ supaya menuntut ilmu dibawah bimbingan
guru. Sebab, barangsiapa yang menjadikan kitabnya sebagai gurunya, maka dia
akan lebih banyak salahnya dari pada benarnya. Hal ini disebabkan karena
pemahaman setiap orang berbeda-beda. Contoh gampangnya, ketika ujian kita
dapati jawaban satu dengan lainnya tidaklah sama berdasarkan pemahaman murid
yang berbeda-beda. Itu pun masih dalam bimbingan guru, maka bagaimana lagi
kalau tanpa bimbingan guru? Bagaimana lagi jika yang dipelajari secara otodidak
adalah ilmu agama?Tentu dikhawatirkan dia akan sesat dan menyesatkan.
Keempat.Hendaknya seorang yang belajar menghiasi
dirinya dengan sabar
Seorang penuntut ilmu terkadang resah melihat
dirinya masih saja membahas bab ini sementara teman-temannya yang lain sudah
meninggalkannya sedemikian jauh. Maka hendaknya dia sabar dan tidak
tergesa-gesa. Sebab, dampak paling buruk dari ketidaksabaran menuntut ilmu
adalah dia berpaling dari ilmu tersebut, tidak mau mempelajarinya lagi. Kita
bisa lihat teladan-teladan agung para ulama dalam menuntut ilmu yang apabila
diceritakan kisah mereka dalam menuntut ilmu niscaya kita merasa takjub, salah
satu kunci keberhasilan mereka menuntut ilmu adalah dengan sifat sabar. Al Imam
Asy-Syafi’i rahimahullah dengan sabarnya satu malam hanya mengumpulkan
faedah dari 1 buah hadits sehingga terkumpul 1000 faedah. Kalau kita, baru
seumur jagung dalam belajar bahasa Arab saja sudah berangan angan membaca
Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiah, Al Mughni Ibnu Qudamah, dan lainnya.
Kelima. Hendaknya thalabul ‘ilmi
bersungguh-sungguh dalam belajar, muraja’ah, dan menjaga ilmu yang telah
tertancap pada dirinya.
Kesungguhan merupakan salah satu sebab seseorang
berhasil dalam belajar bahasa Arab. Sikap pantang menyerah adalah sikap yang
diwariskan oleh para ulama’ kepada manusia setelah generasi mereka. Kita lihat
metode yang diwariskan oleh para ulama menuai hasil yang menakjubkan. Al Imam
Al Bukhori rahimahullah bolak-balik bangun di malam hari hanya sekedar
mencatat hadits yang beliau ingat. Hal ini sebagai bukti semangat beliau dalam
penjagaan agama ini. Maka hendaknya hal ini perlu kita perhatikan bersama
karena jika semangat seseorang tengah membara kepada suatu hal, apapun akan
berusaha dia lakukan demi mendapatkan sesuatu tersebut.
Keenam. Hendaknya seorang yang belajar bahasa Arab
memulai dari tingkatan yang paling mudah
Sebab, seorang belajar ibarat menapaki anak
tangga. Untuk mencapai anak tangga kelima, dia harus melewati anak tangga
pertama sampai keempat. Begitu pula belajar bahasa Arab. Seorang pemula yang
baru pertama belajar bahasa Arab, hendaknya juga melalui anak tangga pertama.
Kitab yang paling bagus untuk kalangan pemula sebagaimana yang ma’ruf di
kalangan thalabul ilmi adalah Kitab Al Muyassar karangan Ust. A. Zakariya.
Didalamnya terdapat kaedah-kaedah dasar bahasa Arab yang sangat penting
khususnya masalah nahwu. Apabila hal ini telah selesai, maka tingkatan
selanjutnya adalah cabang ilmu sharaf. Kitab yang bagus untuk masalah ini
adalah kitab Mukhtarot yang dikarang oleh Al Ustadz Ainur Rofiq Ghufron hafizhahullah.
Di dalamnya terdapat contoh-contoh tashrif yang sudah mencukupi bagi yang
ingin mendalami ilmu tashrif. Di dalamnya juga terdapat kaedah-kaedah nahwu
yang sebagiannya tidak ada dalam kitab Al Muyassar. Untuk mengetahui contoh
tashrif yang paling lengkap, ada juga kitab Al Amtsilatu At Tashrifah. Dulu
kitab ini ana pelajari waktu kecil tapi sekarang sudah tidak ana pelajari.
Terdapat pula rujukan kitab yang bagus dan mudah
difahami oleh orang awam yang bisa juga dipelajari oleh pemula ataupun yang
sudah belajar muyassar, yaitu kitab Pengantar Mudah Berbahasa Arab yang ditulis
oleh Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al Atsari hafizhahullah. Isinya sebagian
besar membahas kaedah dasar nahwu, namun ditulis dengan gaya berbeda. Sisi
keunggulan kitab ini adalah disisipkannya mutiara-mutiara nasehat para ulama
dalam menuntut ilmu pada beberapa halaman. Tujuannya, ketika thalabul ilmi
sudah mulai jenuh atau bosan ketika menuntut ilmu, dengan adanya petikan
nasehat para ulama tersebut dapat membuatnya semangat kembali.
Setelah kaedah dasar nahwu dan sharaf dikuasai,
dapat melangkah ke tingkat lanjutan. Kitab yang bagus dalam masalah ini adalah
kitab Mulakhkhos atau kitab Muyassar II. Di dalam kitab Mulakhkhos terdapat
rincian yang lebih mendalam yang tidak ada pada kitab-kitab lain baik dalam
masalah nahwu ataupun sharaf. Terdapat pula rincian-rincian tentang uslub (gaya
bahasa) yang penting untuk memahami bahasa Arab.
Setelah thalabul ilmi telah melewati
tahapan-tahapan ini, dia telah memiliki bekal awal untuk bisa membaca kitab
gundul. Namun, hal ini kuranglah bermanfaat jika dia tidak mengikuti
kajian-kajian yang di dalamnya dibahas kitab-kitab para ulama’. Jika dia
menempuh jalan ini maka akan semakin mudah baginya untuk memahami bahasa Arab.
Ketujuh. Memperkaya Kosakata
Terkadang, seseorang sangat mahir dalam membaca
kitab gundul. Akan tetapi, ketika ditanya artinya tak satupun yang dia pahami.
Maka penting bagi kita untuk memperkaya kosakata serta teknik-teknik
penerjemahan yang baik karena itu memerlukan pembelajaran khusus serta latihan
khusus. Akan menjadi hal yang percuma jika kita belajar kaedah-kaedah bahasa
Arab akan tetapi kita lupa kalau bahasa Arab itu pun memiliki arti dalam bahasa
Indonesia.
Kedelapan. Hendaknya seorang yang belajar bahasa
Arab terikat dengan Al Qur’an.
Sepintas memang agak tidak nyambung. Tapi tidaklah
hal ini ana tulis melainkan telah ana buktikan sebagai metode ampuh dalam
membaca kitab gundul. Seseorang ketika membaca kitab gundul ketika tersendat
dalam suatu kalimat, tidak tahu ini marfu’ ,manshub, atau majrur, keterikatan
dirinya terhadap AL Qur’an terkadang membantunya membacanya dengan benar. Dia
akan merasakan sesuatu yang aneh kalau kalimat ini dibaca selain dengan cara
ini karena di benaknya terngiang bahwa ada ayat atau hadits yang bunyinya
kurang lebih sama dengan kitab gundul ini. Keterikatan terhadap Al Qur’an tidak
hanya menentukan kita dapat menetukan i’rabnya, namun juga cara baca harokat
kalimat sebelum harokat akhirnya.
Demikian sebatas kiat-kiat yang ana bagikan yang
sebagian besar dari pengalaman ana sendiri, semoga kita diberi istiqamah untuk
menuntut ilmu hingga akhir hayat.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment