IMAN KEPADA MALAIKAT
Malaikat salah satu mahluk Allah
yang termasuk dalam katagori mahluk halus merka adalah satun-satunya mahluk
gaib yang mempunyai kedudukan tertinggi di sisi Allah . hal ini disebabkan
mereka mempunyai tingkat kepatuhan dan ketaatan yang melebhi kepatuhan
mahluk-mahluk gaib lain, termasuk mahluk “kasar” bernama manusia berdasarkan
esensi kodrat penciptaannya, malaikat tidak mempunyai hawa napsu sebagaiman
golongan jin dan Manusia.
Malaikat dalam islam merupakan hamba dan ciptaan
Allah yang dijadikan daripada Nur atau cahaya lagi mulia dan terpelihara
daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak
beribu atau berbapa, dan tidak beranak. Mereka tidak minum dan tidak makan.
Kata malaikat merupakan jamak dari bahasa arab iaitu “Malak” yang bererti
kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan
perintah Allah.
Sebagai seorang islam yang beriman, wajib baginya
mengetahui kewujudan malaikat. Percaya kepada para malaikat merupakan rukun
iman yang kedua. Setiap muslim yang mengucap syahadah wajib mempercayai adanya
malaikat. Zat malaikat adalah halus, tidak nampak oleh mata kasar manusia biasa
tetapi mampu dilihat oleh manusia luar biasa seperti Nabi dan Rasul. Rupa
malaikat yang sebenar hanya Allah sahaja yang tahu. Namun berdasarkan hadis,
malaikat mampu menjelma dalam pelbagai rupa manusia dan bentuk makhluk yang
lain. Mereka berakal, boleh berkata-kata dan boleh bergerak ke suatu jarak yang
jauh dalam masa yang singkat. Selain daripada itu, kewujudan malaikat
semata-mata adalah untuk taat dan menjalankan titah perintah Allah.
Firman Allah S.W.T. dalam surah Fatir, ayat 1; “segala puji bagi Allah penccipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk menguruskan bermacam-macam urusan, yang mempunyai sayap, masing-masing ada yang dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Firman Allah S.W.T. dalam surah Fatir, ayat 1; “segala puji bagi Allah penccipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk menguruskan bermacam-macam urusan, yang mempunyai sayap, masing-masing ada yang dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Selain dapada itu, dalil-dalil dari hadis
Rasulluah S.A.W. juga sangat banyak. Antaranya hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim yang berasal dari Umar ibnul Khattab menceritakan
peristiwa Rasulullah sewaktu ditanya berkenaan iman. Baginda menjawab;
“Hendaklah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, para RasulNya, hari
kiamat dan takdir baik dan burukNya”. Dengan ayat Al-quran dan Hadis ini,
dapatlah dibuktikan akan wujudnya malaikat yang patuh pada ketentuan Allah
Allah SWT tidak hanya menciptakan makhluk yang
tampak saja, tetapi Allah Swt juga menciptakan makhluk yang tidak nyata atau
makhluk ghaib, sebagai contoh adalah malaikat. Sebagai makhluk ghaib, wujud
Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh
manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika
malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Makhluk
ghaib lainnya yang diciptakan Allah diantaranya adalah malaikat, jin dan iblis
atau setan. Dari ketiga makhluk ghaib tersebut terdapat perbedaan-perbedaan
baik dari asal penciptaan maupun sifat-sifatnya[1].
A.Rumusan Masalah
Apa pengertian iman kepada malaikat
Allah?
Bagaimana cara beriman kepada
malaikat?
Apa saja tugas malaikat?
Apa buah iman kepada malaikat?
Seperti apa implementasi iman
kepada malaikat?
B. Batasan Masalah
Agar
penulisan makalah ini lebih terarah pada permasalahan yang telah dirumuskan,
maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah yang
dimaksud adalah bahwa penulis hanya menjelaskan tentang iman kepada malaikat
Allah SWT.
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Agar Penulis dan Pembaca dapat
mengetahui tentang malaikat iman kepada malaikat Allah SWT serta mampu
mengembangkan wawasan tentang permasalahan yang telah dirumuskan.
2.
Untuk melengkapi Tugas
A.Pengertian iman kepada malaikat
Allah SWT
Secara etimologis kata Malaikah (dalam Bahasa Indonesia disebut
Malaikat) adalah bentuk jamak dari Malak, berasal dari mashdar Al-Alukah
artinya Ar-Risalah (missi atau pesan). Yang membawa missi atau pesan disebut
Ar-Rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur’an Malaikat juga disebut dengan
rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Hud ayat 69. Bentuk jamak lain dari
malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia menjadi para malaikat atau
malaikat-malaikat. Secara terminologis Malaikat adalah mahluk ghaib yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.
Ahlus Sunnah mengimani adanya Malaikat yang
ditugaskan Allah di dunia dan di akhirat. Malaikat adalah alam ghaib, makhluk,
dan hamba Allah Azza wa Jalla. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan
Rububiyyah dan Uluhiyyah. Allah menciptakannya dari cahaya serta memberikan
ketaatan yang sempurna serta kekuatan untuk melaksanakan ketaatan itu.
Dalil bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya adalah
hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ.
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan
dari api yang menyala-nyala, dan Adam Alaihis sallam diciptakan dari apa yang
telah disifatkan kepada kalian” [2].
Malaikat adalah makhluk Allah yang besar seperti
disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam yang shahih, seperti sifat para Malaikat yang memikul ‘Arsy.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim: 6]
Malaikat tidak membutuhkan makan dan minum,
seperti kisah Nabi Ibrahim Allaihis sallam dengan tamu-tamu Malaikatnya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا ۖ قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ فَرَاغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖ قَالُوا لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu
Ibrahim (Malaikat-malaikat) yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan: ‘Salaman,’ Ibrahim menjawab: ‘Salamun,’ (kamu)
adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu
dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: ‘Silahkan kamu makan.’ Tetapi
mereka tidak mau makan karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka
berkata: ‘Janganlah kamu takut.’ Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
(dengan) kelahiran seorang anak yang ‘alim (Ishaq).” [Adz-Dzaariyaat: 24-28]
Juga
dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَلَمَّا رَأَىٰ أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۚ قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَىٰ قَوْمِ لُوطٍ
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada
mereka. Malaikat itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah
(Malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.’” [Huud: 70]
Tentang
ketaatan Malaikat, Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
“Dan Malaikat yang ada di sisi-Nya, mereka tidak
angkuh untuk beribadah kepada-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka selalu
bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” [Al-Anbiyaa: 19-20]
Malaikat berjumlah sangat banyak, dan tidak ada
yang dapat menghitungnya kecuali Allah.
Dalam hadits al-Bukhari dan Muslim yang
diriwayatkan dari Malik bin Sha’sha’ah Radhiyallahu anhu, tentang kisah Mi’raj
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa Allah telah memperlihatkan al-Baitul
Ma’mur di langit kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Tempat itu setiap
hari didatangi oleh 70.000 Malaikat untuk mengerjakan shalat di sana. Setiap
kali mereka keluar dari tempat itu, mereka tidak kembali lagi[3].
B. Cara-cara beriman kepada malaikat
Allah SWT
Tidak dapat diragui sedikitpun, bahwa beriman
kepada malaikat, lasykar Tuhan yang tidak dapat kita lihat yang mempunyai
beberapa ketentuan dan keistimewaan yang hanya diketahui oleh Khaliqnya saja,
juga iman kepada hari akhirat termasuk ke dalam iman akan sesuatu yang ghaib.
Adapun fungsi iman kepada malaikat adalah:
Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis
serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh
malaikat.
Berupaya masuk kedalam surga yang dijaga oleh
malaikat Ridwan dnegan bertaqwa dan beriman kepada Allah Swt serta
berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qadar.
Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan
kita untuk mengikuti/meniru sifat dan perbuatan malaikat.
Selalu berfikir dan berhati-hati dalam
melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan yang baik maupun yang buruk
akan dipertanggung jawabkan siakhirat kelak[4]
Sebagai umat islam, kita diwajibkan beriman kepada
malaikat maupun terhadap makhluk yang ghaib lainnya, disini bukan berarti kita
menyembah mereka tapi kita hanya diwajibkan mengimaninya bahwa mereka itu ada,
dan juga kita tidak perlu mengetahui hakikatnya. Karena itu, bila ada
keterangan yang mengatakan bahwa malaikat itu bersayap, maka hendaklah kita
pahami bahwa sayap malaikat tidak serupa dengan sayap burung. Apabila
dikatakan, bahwa malaikat itu dibebankan tugas menjaga alam, tubuh,
tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, maka hendaklah dipahami bahwa di alam ini, ada
lagi alam yang lebih halus dari alam yang dapat kita jangkau dengan
pancaindera. Tegasnya, malaikat itu adalah makhluk ghaib yang tidak dapat kita ketahui hakikatnya.
Cara-cara yang
mencerminkan keimanan kepada malaikat, adalah :
1.
Meningkatnya keimanan dan
ketaqwaan
Seseorang
yang memahami tugas-tugas para malaikat, akan semakin yakin betapa Mahabesar
dan Mahakuasa Allah swt. Yang telah menciptakan semua makhluk-Nya, termasuk
malaikat.
2.
Meningkatnya amal saleh
Seseorang
yang memahami bahwa setiap amal manusia akan dicatat dan diberikan balasan
sesuai dengan amal perbuatannya, akan senantiasa meningkatkan amal
salehnya.
3.
Selalu berhati-hati
Seseorang
yang memahami bahwa para malaikat selalu memantau perbuatan manusia, akan
selalu berhati-hati sehingga tidak terjebak dalam perbuatan dosa.
4.
Tidak sombong
Seseorang
yang memahami bahwa setiap manusia akan mati dan masuk kealam barzah serta akan
ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, tidak akan berbuat sombong.
5.
Tenang dan tentram jiwanya
Seseorang
yang memahami bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan balasan dari
Allah Swt. Akan menjadi tenang dan tentram jiwanya. Apapun yang terjadi ia akan
mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa dalam kehidupannya.
C. Tugas-tugas malaikat Allah SWT
Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak bisa
diperkirakan. Sama meraka juga ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik
dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukan.
Sebagian dari Malaikat disebut dengan nama-nama
mereka dan sebagiannya lagi hanya dijelaskan tugas-tugasnya saja.
Diantara
nama-nama dan tugas-tugas Malaikat adalah sebagau berikut:
1.
Malaikat Jibril ‘alaihis salam,
bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan rasul-rasul.
قُلْ
مَنْ كَانَ عَدُوًّاحِبِبْرِيَلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَاىُ قَلْبِكَ بِاذٍْنِ اللهِ
مُصَدِ قًا لمَِا بَيْنَ يْدَوَهُدًى وبُثُرَ ى لِلْمَوْمِنِيَن
“Katakanlah: Barang siapa yang menjadi
musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan Al-Qur’an kedalam hatimu dengan
seizin Allah, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”(Al-Baqarah 2: 97)
Nama lain dari Jibril adalah Ruh Al-Qudus (An-Nahl
16: 102), Ar- Ruh Al-Amin (Asy-Syu’ara’ 26: 193dan An-Namus (sebagaumana yang
perna dikatakan oleh Waraqah bin Naufal kepada Rasulullah SWA pada permulaan
kalinya menerima Wahyu).
2.
Malaikat Mikail, bertugas
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam seperti melepaskan angin,
menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Nama Mikail
disebut didalam surat Al-Baqarah ayat 98:
من
كانَ عد والله وملئكته ورسله وجبريل وميكل فإن اللهَ عدولكفرين
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (Al-Baqarah 2: 98).
3.
Malaikat Israfil, bertugas meniup
terompet dihari kiamat dan hari berbangkitnya nanti. Tentang terompet itu
Al-Qur’an menyebutkan:
وهوألذى
خلق السموت والأَرضَ باحق ويوم يقولكن فيكون قوله احق وله الملك يوم ينفخ فى
الصورعلم الغيب والثهادةوهواحكيم أخبير
4.
Malaikat Izrail dikenal dengan
Malaikat maut, yang mana bertugas menyabut nyawa-nyawa manusia dan mahluk hidup
lainnya.
قل
يتوفكم ملك الموت الذىوكل بكم ثم الى ربكم ترجعن
“katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk
mencabut nyawaa akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Tuhan mulah kamu
akan dikembalikan.” (As-Sajdah 32: 11).
5. Malaikat Raqub dan Atid yang bertugas
mencatat amal perbuatan manusia, kedua malaikat mencatat setiap perbuatan, yang
satu duduk disebelah kanan dan yang satu dusebelah kiri, tidak ada suatu yang
dikatakan melainkan mencatat. Disamping Rakib dab Atid, ada lagi malaikat
Kiraman Katibin yang bertugas menuliskan amal perbuatan manusia, kemudian ada
lagi malaikat Hafazhah (penjaga atau pemelihara), yang bertugas memelihara
catatan amalan manusia itu, sebagaimana ulama berpendapat, malikat Rakib dan
Atid, Kiraman Katibin dan Hafazhah itu dalam satu kesatuan tugas dalam bidang
yng berbeda-beda, ada yang mengawasi, ada yang mencatat dan ada yng memelihara
catatan itu.
6. Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas
menanyai mayat dalam alam kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dansiapa
nabinya.
7.
Malaikat Ridwan, bertugas menjaga soga dan memimpin para malaikat didalam
sorga.
8. Malaikat Malik, bertugas menjaga
neraka, dan memimpin para malaika mrnyiksa penghuni neraka, Allah berfirman
tentang ucapn penghunu neraka terhadap malaikat Malik:
ونادوايملك
ليكدعليناربك قا ل انكم ما كثون
“Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhan mu
membunu kami saja” Dia menjawab: “kamu akan tetap tinggal di neraka
ini”(Az-Zukhruf 43: 77)
9. Malaikat yang bertugas memikul ‘Arasy.
ا
لد ين يحملو ن ا لعر ش ومن حوله يسبحون بحمد ربِهِم
“malaikat-malaikat yang memikul ‘ Arsy dan
malaikat yang berada disekelilingnya bertasbih memuji tuhannya…” (Gafir 30: 7)
10. Malaikat yang bertugas
mengerakkan hati manusia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran. Rasululallah SAW
bersabda:
إِن
للثيطانلمة با بن أدموللملك لمة فام لمة الثيطان فإيعادبا لثروتكد يب با نحق وأما
لمةالملك فإيعاد بانحير وتصديق بلحق
“Syaitan dapat menggerakkan hati anak Adam,
demikian pula malaikat dapat menggerakkan hati. Bisikan syaitan berupa godaan
untuk melakukan kejahatan dan mendustakan kebenaran. Sedangkan ajakan malaikat
merupakan dorongan untuk berbuat kebaikan dan meyakini kebenaran…” (HR Ibn
Hatim dan Tirmizi).
11. Malaikat yang bertugas
mendo’akan orang-orang yang beriman supaya diampuni oleh Allah segala
dosa-dosanya, diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala keburukan dan
do’a-do’a. dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan hadits riwayat Tarmizi, dijelaskan
bahwa Malaikat-malaikat memohon rahmat untuk orang-orang yang beriman umumnya
dan untuk orang-orang yang mengerjakan kebaikan khusunya.
Bahkan para malaikat sebagaimana disebutkan
didalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam ahmad, Abu dawud, dan Nasa’I
ikut pula membaca “Amin” bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan,
sholat.
Dismaping tugas-tugas yang sudah disebutkan
diatas, tentu masih banyak lagi tugas-tugas Malaikat yang lain seperti : ikut
menghadiri sholat subuh dan ashar (HR. Bukhari dan Muslim), menghadiri
majlis-majlis dzikir (H.R Muslim), memberikan bantuan kepada orang-orang yang
beriman (Al-anfal 8 : 12), dan tugas-tugas lain yang dapat kita ketahhui baik
dari Al-Quran maupun hadits Rasulullah SAW.
D.Buah iman kepada malaikat Allah
SWT
Imam kepada malaikat adalah salah satu dari
arkanul Iman yang tidak boleh sedikitpun bercampur dengan keraguan.
Imam kepada malaikat termasuk dalam pengertian ‘al-birru’ (kebajikan)
sebagaimana yang dinyatakan oleh allah swt
ولكن
البر من أمن با لله واليوم الاخر والملكة
"tetapi yang sebut kebijakan itu adalah orang
yang beriman kepada allah dan hari akhirnya serta malaikat …..
"(al-baqarah 1; 177)
Dengan
beriman kepada malaikat seseorang akan ;
1. (Dapat mendorong
untuk) antusias melakukan ketaatan kepada Alloh Ta’ala, dan mengharapkan
pahala ganjaran di hari itu. Menjauhi maksiat kepada-Nya karena takut dari
hukuman di hari itu.
Penerjemah
berkata:
“Buah pertama dari buah-buah beriman kepada hari
akhir ini adalah bantahan dari Syaikh rohimahulloh terhap kaum shufi
yang tidak membolehkan beribadah karena mengharap surga atau menjauhi maksiat
karena takut neraka. Maka Alloh telah membantah mereka dalam beberapa ayat-Nya.
Seperti firman-Nya dalaam rangka memuji para nabi-Nya, “Sesungguhnya mereka
bersegera dalam kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan harap-harap cemas.” [Al
Anbiya'].”
2. Sebagai pelipur lara (penghibur) bagi
orang mukmin atas keterluputannya dari kenikmatan & kesenangan dunia karena
harapannya terhadap kenikmatan-kenikmatan & pahala di akhirat.
Di
Antara Buah Beriman dengan Qodar, yaitu:
1. Bersandar kepada Alloh ketika
melalakukan sebab-sebab. Karena sabab-musabbab itu dengan qodho’ & qodar
Alloh.
2. Sebagai kelegaan jiwa &
ketenangan hati. Karena kapan seseorang mengetahui itu semua atas qodho’ Alloh
dan terjadinya apa tidak disukai itu bakal terjadi, tidak mungkin tidak, maka
jiwa akan merasa lega & hati pun merasa tenang. Dia akan rela terhadap
qadho’ Robb. Maka tidak ada orang yang hidupnya paling baik, jiwanya paling
lega (tenang), dan yang ketenangannya paling kuat dari orang yang beriman
dengan qodar.
3. Mengusir bangga diri ketika
tercapainya keinginan. Karena ketercapaiannya itu merupakan nikmat dari Alloh
yang telah Ia takdirkan sebab-sebab kebaikan & kesuksesan, maka seseorang
akan bersyukur kepada Alloh atas hal itu dan meninggalkan bangga diri.
4. Menyingkirkan kerisauan &
kegelisahan ketika luput dari menggapai keinginan atau mendapatkan yang tidak
disukainya. Karena yang demikian itu dengan qodho’ Alloh Ta’ala yang
kepunyaan-Nya adalah kerajaan langit-langit & bumi; dan itu bakal terjadi,
tidak mungkin tidak. Maka dengan itu ia akan bersabar dan mengharap pahala. Dan
kepada inilah Alloh mengisyaratkan dalam firman-Nya [dalam surah Al Hadid: 22
& 23]:
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang
menimpa dirimu sendiri, semua telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum
Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Alloh. Agar kalian
tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kalian, dan tidak pula terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Alloh tidak menyukai
setiap orang yang sombong & membanggakan diri.”
Maka kita memohon kepada Alloh agar Dia meneguhkan
kita di atas akidah ini, mewujudkan buah-buah ini untuk kita, dan menambahkan
karunia-Nya untuk kita. Dan agar Dia tidak tidak mencondongkan hati-hati kita
kepada kesesatan setelah Dia memberikan petunjuk kepada kita. Agar Dia
mengaruniai kita rahmat-Nya. Sesungguhnya Dia Mahamemberi.
Segala puji hanya kepunyaan Alloh, Robb semesta
alam. Semoga sholawat beriringan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga, dan para shahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik. Sempurnalah.
E. Implementasi iman kepada malaikat
Allah SWT
Imam kepada malaikat adalah salah satu dari arkanul
Iman yang tidak boleh sedikitpun bercampur dengan keraguan. Imam
kepada malaikat termasuk dalam pengertian ‘al-birru’ (kebajikan)
sebagaimana yang dinyatakan oleh allah swt
ولكن البر من أمن
با لله واليوم الاخر والملكة
"tetapi
yang sebut kebijakan itu adalah orang yang beriman kepada allah dan hari
akhirnya serta malaikat ….. "(al-baqarah 1; 177)
Jadi
implementasinya beriman kepada malaikat
seseorang akan ;
1. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan allah swt yang
menciptakan dan menugaskan para malaikat tersebut.
2. Lebih besyukur kepada alah swt atas perhatian dan
perlindungan-nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu dan
mendoakan hambah-hambahnya.
3. Berusaha
berhubungan dengan para malaikat dengan jalan mensucikan jiwa, membersihkan
hati dan meningkatkan ibadah kepada allah swt, sehingga seseorang sangat
beruntung, bila termasuk golongan yang di do’akan para malaikat, sebab do’a
malaikat tidak pernah ditolak tuhan.
4. Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjahui segala
kemaksiatan serta ingat senantiasa kepada allah swt, sebab para malikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
Dari
penjelasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan
Malaikat adalah makhluk Allah yang berjisim, tidak
dapat dilihat, dirasa dan dilihat oleh mata yang merupakan lasykar Allah atau
bisa dikatakan para kabinet-kabinet Allah yang memiliki tugas masing-masing.
Malaikat
tercipta dari cahaya, sedangkan jin tercipta dari api yang sangat panas.
Jumlah para malaikat sangat banyak dan tidak dapat
diketahui jumlah keseluruhannya dan malaikat tidak bertambah maupun berkurang,
mereka tidak akan mati hingga hari kiamat, tapi terdapat 10 malaikat yang mesti
kita ketahui yaitu Jibril, Mikail, Israil, Israfil, Munkar, Nakir, Atid, Raqib,
Malik, Ridwan.
Malaikat tidak pernah ingkar maupun membangkang
terhadap Allah Swt, mereka selalu mengerjakan perintah-Nya tanpa rasa lelah.
Mereka juga tidak tidur, makan, minum atau lain sebagainya yang dilakukan
seperti manusia.
Iblis
merupakan golongan dari jin yang dulunya pernah tinggal di surga.
Daftar Pustaka
A Zainuddin, S.Ag dan
Muhammad Jamhari, S.Ag.1998. AL-Islam
1 Aqidah dan Ibadah, Pustaka Setia, Semarang
Fathul Baari, Juz: 6,
penerbit as-Salafiyah
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy,
Prof. Dr. 1998. Al-Islam 1, PT.
Pustaka Rizki Putra, Semarang
Muhammad Bayumi. 2000. Malaikat Langit dan Bumi, Cendekia
Sentra Muslim, Cipinang Muara Jakarta
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy,
Prof. Dr. 1998. Al-Islam 1, PT.
Pustaka Rizki Putra, Semarang
Soepardjo, S.Ag dan Drs
Ngadiyanto.2004. Mutiara akhlak
dalam pendidikan agama islam, Tiga Serangkai, Solo
http://id.wikipedia.org/
diakses pada hari jum’at tanggal 28 Desember 2012
[1] http://id.wikipedia.org/ diakses pada hari jum’at
tanggal 28 Desember 2012
[2] HR.
Ahmad (VI/153) dan Muslim (no. 2996 (60))
[3] HR.
Al-Bukhari (no. 3207, 3887), Muslim (no. 164) dan Ahmad (IV/207-208), dari
Sahabat Malik bin Sha’sha’ah
[4] Drs.
Soepardjo, S.Ag dan Drs Ngadiyanto, Mutiara akhlak dalam pendidikan agama
islam, Tiga Serangkai, Solo 2004, hlm. 45
No comments:
Post a Comment